Tuesday, October 13, 2015

Usahatani Tembakau

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah dan pajak (cukai), sumber pendapatan petani dan lapangan kerja masyarakat (usaha tani dan pengolahan rokok). Di samping itu, tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara memopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan
Tembakau adalah jenis komoditi yang dikenakan cukai oleh negara. Penerapan cukai terhadap tembakau sudah dilaksanakan pada zaman kerajaan di Indonesia. Para pedagang yang melakukan perdagangan di Indonesia harus membayar cukai terlebih dahulu sebelum diperbolehkan menjual dagangannya (barrier tariff). Selain membayar cukai, para pedagang juga harus membayar pula barang persembahan untuk raja, bendahara, tumenggung, dan syahbandar yang membawahinya. Keseluruhan persembahan ini berjumlah 1% atau 2%.
Industri Hasil Tembakau berkontribusi bagi penerimaan negara melalui cukai. Pengutipan cukai tembakau sekarang ini memperlihatkan peningkatan rata-rata 13,64% dari Rp. 29 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp. 49 triliun pada tahun 2008. 9 Cukai hasil tembakau tersebut menyumbang Rp. 50,2 triliun yang merupakan jumlah penerimaan cukai pada tahun 2008.10 Pada tahun 2009 penerimaan negara dari cukai hingga akhir Oktober mencapai Rp. 46,201 triliun. Berdasarkan gambaran tersebut, maka pada dasarnya penerimaan cukai dari Industri Hasil Tembakau berupa rokok memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan peranannya sebagai salah satu sumber dana pembangunan. Dari sisi penerimaan negara berupa devisa, nilai ekspor tembakau dan hasil tembakau juga memegang peranan yang cukup penting. Meskipun mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan pada tahun 2008, namun secara keseluruhan nilai ekspor tembakau menunjukkan tren yang terus meningkat. Secara rata-rata nilai ekspor tembakau mencatat pertumbuhan sebesar 9,2% dalam lima tahun terakhir.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa sajakah manfaat dari tembakau?
2.      Bagaimanakah cara pembuatan pestisida nabati dari limbah tembakau?
3.      Bagaimanakah permintaan dunia, regional dan domestik dari tembakau?
4.      Bagaimanakah konsumsi dan tarif cukai tembakau di Indonesia?
5.      Bagaimanakah cara berbudidaya tembakau?

1.3  Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.      Apa saja manfaat dari tembakau
2.      Cara pembuatan pestisida nabati dari limbah tembakau
3.      Permintaan dunia, regional dan domestic dari tembakau
4.      Konsumsi dan Tarif Cukai Tembakau di Indonesia
5.      Budidaya Tembakau




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tembakau
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya


Tembakau (Nicotiana spp., L.) adalah genus tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau melalui hidung.
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.
Di Indonesia, tembakau yang baik (komersial) hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi penanaman dan pengolahan pascapanen. Akibatnya, hanya beberapa tempat yang memiliki kesesuaian dengan kualitas tembakau terbaik, tergantung produk sasarannya. Berikut adalah jenis-jenis tembakau yang dinamakan menurut tempat penghasilnya.
  • Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk cerutu
  • Tembakau Temanggung, penghasil tembakau rajangan untuk sigaret
  • Tembakau Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan tembakau sigaret (tembakau Virginia)
  • Tembakau Besuki, penghasil tembakau srintil untuk sigaret
  • Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret
  • Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau untuk sigaret (tembakau Virginia)
Daun tembakau yang kerap diidentikkan dengan rokok ternyata dapat dimanfaatkan bagi kesehatan manusia. Menurut penelitian, tembakau bisa digunakan sebagai reaktor penghasil protein Growth Colony Stimulating Factor (GCSF), suatu hormon yang sangat penting dalam menstimulasi produksi darah.
Tentang khasiat daun tembakau, protein dibuat oleh DNA dalam tubuh. Jika DNA dalam tubuh dipindahkan ke tembakau melalui bakteri, maka saat masuk kemudian tumbuhan itu akan membuat protein sesuai DNA yang telah dimasukkan tersebut. Kemudian, jika tumbuhan itu dipanen, maka akan didapatkan protein. Protein inilah yang bisa dipakai sebagai protein antikanker. Selain untuk protein antikanker, GSCF bisa juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stem cell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa di bidang kedokteran terdapat produk-produk farmasi yang sekarang ini banyak digunakan, yaitu obat maupun vaksin yang berbentuk protein.
Selain itu, tembakau juga ternyata mengandung bahan pestisida alami. Kegunaan tersebut mungkin bukan hal istimewa bagi kita. Namun, tembakau ternyata juga bisa menghasilkan solar sel. Sebagaimana disebutkan dalam jurnal ACS Nano Letters, Matt Franciss, seorang asisten profesor kimia, bersama dengan rekan-rekannya berhasil menggunakan tembakau sebagai media penghasil solar sel. Melalui rekayasa genetika, para peneliti di University of California berhasil menciptakan tembakau penghasil solar sel. Dengan bantuan virus yang telah direkayasa secara genetis, tanaman tembakau dapat diprogram untuk menghasilkan solar sell.
Mekanismenya sangat sederhana. Virus disemprotkan ke tembakau, biarkan beberapa waktu, lalu virus akan menginveksi sel dan menyebar ke seluruh bagian tanaman. Selagi sel-sel tembakau terinveksi, mereka akan memproduksi chromophores yaitu bagian dari molekul yang mengubah cahaya menjadi electron bertenaga tinggi (high powered electron). Biasanya, sel yang terinveksi akan membuat duplikat dari virus yang menginveksinya. Pada saat itu, virus akan memaksa tembakau untuk membuat chromophores. Setiap chromophores layaknya sebuah tangga spiral, masing-masing berjarak dua atau tiga nanometer dari tetangganya, sebuah jarak ideal untuk memanen electron yang dihasilkan. Untuk mendapatkan chromophores murni, tembakau harus dipanen, dirajang untuk kemudian diekstrak. Chromophores dilarutkan untuk disemprotkan ke lapisan plastik atau gelas lalu dikunci dengan pelapis tertentu untuk dapat digunakan sebagai solar panel. Metode ini diklaim lebih ramah lingkungan dan lebih murah. Para peneliti telah lama menyadari bahwa alam adalah inspirasi teknologi terbaik untuk ditiru. Tanaman adalah pemanfaat energi matahari yang paling efisien, misalnya  untuk menghasilkan gula melalui proses fotosintesis.
Perkembangan ini tentunya memberikan angin segar bagi petani tembakau. Mungkin di masa yang akan datang, tembakau tidak lagi dikenal sebagai tanaman penyebab kanker paru-paru lagi.

BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
3.1 Manfaat Tembakau
Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui Nicotiana Tabacum atau yang dikenal sebagai tembakau sebagai bahan baku utama rokok, dan tentu saja banyak yang menganggap daun ini hanya memiliki dampak negatif, namun ada baiknya jika anda mengetahui bebrapa manfaat dari daun ini.
1. Hasilkan Protein Anti Kanker
Menurut  peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR Arief Budi Witarto, tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker, tanaman tersebut dapat pula menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker. Selain untuk protein antikanker, tembakau bisa juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Selain itu, tembakau juga mampu mencegah kanker mulut rahim. Tembakau mengandung sumber protein yang dapat menstimulasi antibody terhadap human papilloma virus (HPV), yang menjadi penyebab kanker mulut rahim.
2. Melepaskan Gigitan Lintah
Manfaat tembakau, selain bisa diekstrak dan diambil bagian tertentu seperti nikotin yang digunakan di berbagai macam produk baik makanan maupun minuman, tembakau juga bisa kita gunakan untuk melepaskan gigitan lintah kalo lagi di dalam hutan, tembakau juga bisa digunakan untuk insektisida karena nikotin yang terkandung merupakan neurotoxin yang sangat ampuh untuk serangga.

3. Obat Diabetes & Antibodi
Para ilmuwan berhasil menggunakan tembakau yang dimodifikasi secara genetik untuk memproduksi obat diabetes dan kekebalan tubuh. Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal BMC Biotechnology.
4. Anti Radang
Ilmuwan dari beberapa lembaga penelitian Eropa berpartisipasi dalam proyek bertajuk “Pharma-Planta” yang dipimpin Profesor Mario Pezzotti dari Universitas Verona itu. Mereka membuat tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh agar aktif. Kode genetik (DNA) yang mengode IL-10 ditanam dalam tembakau, lalu tembakau akan memproduksi protein tersebut. Mereka mencoba dua versi IL-10 yang berbeda. Satu dari virus, yang lainnya dari tikus. Para peneliti menemukan, tembakau dapat memproduksi dua bentuk IL-10 itu dengan tepat. Produksi cytokine yang aktif cukup tinggi, yang mungkin dapat digunakan lewat proses ekstraksi dan pemurnian.
Langkah selanjutnya, IL-10 hasil tembakau itu diberikan kepada tikus untuk meneliti seberapa efektif ia membangkitkan kekebalan tubuh. Penelitian menggunakan IL-10 hasil tembakau dalam dosis kecil dapat membantu mencegah kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pankreas. Sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita anak-anak maupun orang dewasa.
5. Obat HIV/AIDS
Tembakau juga bisa menghasilkan protein obat human immunodeficiency virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut griffithsin. HIV adalah virus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia. Bedanya, bukan tembakaunya yang menghasilkan protein, melainkan virus tembakaunya.
6. Pemelihara Kesehatan Ternak
Ekstrak tembakau (nikotin 1,68%) mempunyai ptensi untuk membasmi cacing H. contortus. Sebagai akibatnya hasil pengobatan akan memberikan keuntungan bagi para pemelihara ternak, sebab kesehatan ternak tersebut makin baik.
7. Penghilang Embun
Tembakau bisa juga digunakan untuk menghilangkan “embun” pada kaca dalam mobil pada waktu hujan dengan cara menggosokkan tembakau pada kaca tersebut.
8. Obat Luka
Untuk obat luka dipakai ± 25 gram daun segar Nicotiana tabacum, dicuci dan ditumbuk sampai lumat. ditambah minyak tanah ± 25 ml diperas dan disaring. Hasil saringan dioleskan pada luka.
9. Bisnis Tembakau
Semakin meningkatnya kebutuhan tembakau dunia sementara produktifitasnya begitu terbatas, maka tidak menutup kemungkinan bahwa keuntungan berbisnis komoditi tembakau juga akan memberikan keuntungan yang maksimal.
10. Sebagai Biofuel
Baru-baru ini, para peneliti dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Thomas Jefferson telah mengidentifikasi beberapa teknik untuk meningkatkan kadar minyak nabati dalam daun tanaman tembakau, hal tersebut merupakan langkah awal dalam memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan biofuel. Hasil penelitian mereka ini kemudian dipublikasikan di Jurnal Plant Biotechnology.
Menurut Vyacheslav Andrianov, Ph.D., asisten profesor di bidang Biologi Kanker di Lab. Jefferson Medical College of Thomas Jefferson University, tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada produk pertanian lainnya. Namun, sebagian besar minyaknya hanya terkandung di dalam biji/ benih tembakau (sekitar 40 persen minyak per berat kering). Meskipun kandungan minyak nabati biji tembakau telah diuji dan dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, namun produksi biji tanaman tembakau masih sangat rendah, yakni sekitar 600 kg biji per hektar. Dr Andrianov dan rekan-rekannya kemudian berusaha untuk merekayasa gen penghasil minyak nabati biji tembakau ini agar pembentukan minyak nabati pada tajuk tanaman tembakau seoptimal kadar minyak dari biji tembakau. Memungkinkan juga sebagai alternatif energi untuk mengurangi global warming.


3.2 Pestisida Nabati dari Limbah Tembakau
Tembakau merupakan produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Kandungan nikotin yang ada dalam tembakau merupakan golongan alkaloid yang terdapat dalam famili Solanaceae. Kadar nikotin berkisar antara 0,6 – 3,0% dari berat kering tembakau, dimana proses biosintesisnya terjadi di akar dan terakumulasi pada daun tembakau. Nikotin terjadi dari biosintesis unsur N pada akar dan terakumulasi pada daun. Nikotin yang berfungsi sebagai bahan kimia antiherbivora dan adanya kandungan neurotoxin yang sangat sensitif bagi serangga menyebabkan nikotin dapat digunakan sebagai pestisida.
Limbah tembakau terdiri atas:
  1. Sisa rajangan daun
  2. Stem (batang tembakau) merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh agroindustri tembakau dengan kuantitas yang mencapai 20% per tahun dari jumlah produksi tembakau
Limbah tanaman tembakau inilah yang dimanfaatkan agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pestisida organik dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
  1.  bahan aktifnya berasal dari mikroorganisme, seperti cendawan, bakteri, nematoda, atau virusÞPestisida hayati (biopestisida)
  2.  bahan aktifnya berasal dari tumbuh-tumbuhanÞPestisida nabati
Fungsi pestisida organik yaitu sebagai :
  • Repelan : menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
  • Antifidan : mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot
  • Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
  • Menghambat reproduksi serangga betina
  • Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
  • Atraktan : pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
  • Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
Keunggulan Pestisida Organik
  • Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
  • Relatif aman terhadap lingkungan
  • Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
  • Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
  • Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
  • Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
Hama yang dapat dikendalikan menggunakan pestisida organik adalah berbagai jenis serangga, terutama : ulat, kutu daun, belalang, kepik, dan telur keong mas.
Metode Pembuatan Pestisida Organik Dari Tembakau
Alat :       
  • Pisau / alat pencacah
  • Alat penumbuk atau blender
  • Ember
  • Alat penyemprot
Bahan :
  • 100 – 250 gram sisa rajangan daun tembakau atau batang tembakau
  • Air
  • Kain
Cara Pembuatan :
  • Keringkan 100-250 gram daun/batang tembakau
  • Haluskan daun/batang tembakau yang telah kering dengan cara ditumbuk atau diblender
  • Rendam daun/batang tembakau yang telah halus di dalam 1 L air selama 24 jam
  • Saring larutan menggunakan kain furing
  • Encerkan larutan hasil saringan di dalam 1 L air. Cek airnya hingga berwarna coklat teh. Jika terlalu gelap, cairkan dengan air
  • Semprotkan larutan tersebut ke tanaman.
Pestisida tembakau ini sebaiknya tidak digunakan pada paprika, tomat, terong, atau tanaman lain dari famili solanaceous, karena kandungan zat yang ada dalam tembakau dapat membunuh tanaman tersebut.
Tanaman yang termasuk Solanaceous Family terdiri atas :
  • Tanaman pangan: tomat, terong, kentang, paprika
  • Tanaman obat: mandrake, henbane
  • Tembakau
Teknik Aplikasi & Dosis Penggunaan Pestisida Organik
  • Dosis 1 : 1 yaitu 1 L larutan dicampur dengan 1 L air
  • Penyemprotan 1 minggu 1 kali
  • Pencairan harus habis 1 kali pemakaian
  • Dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya
  • Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya.
3.3 Permintaan Dunia, Regional dan Domestik Tembakau
Total konsumsi dunia akan produk hasil tembakau/rokok tahun 2000 sebesar 5,50 triliun batang  atau meningkat 1,4% dalam kurun waktu 10 tahun (dari tahun 1990) sebesar 5,42 triliun batang. Dengan asumsi tingkat pertumbuhan yang sama maka diperkirakan konsumsi produk hasil tembakau/rokok tahun 2010 sebesar 5,58 triliun batang.
Negara utama yang mengkonsumsi rokok terbesar di dunia tahun 2004 adalah China (1.790  milyar batang), USA (499 milyar batang), Rusia (380 milyar batang), Jepang (216 milyar 9 batang) dan Indonesia  (204 milyar batang), sehingga total keseluruhan konsumsi dari 5 (lima) negara tersebut sebesar 3.089 milyar batang atau 56% dari konsumsi dunia. Negara-negara yang memiliki tingkat konsumsi rokok yang tergolong tinggi antara lain negara-negara  Eropa Timur, Brasil, Turki, Jerman, Philipina dan Korea.
Sedangkan di tingkat domestik,  konsumsi rokok (rokok kretek, rokok putih dan cerutu) pada tahun 2000 mencapai 215 milyar batang atau meningkat 38 % (3,8 % per tahun) dalam kurun waktu 10 tahun (tahun 1990) sebesar  155 milyar batang. Untuk tahun 2010 dengan asumsi tingkat pertumbuhan 3,2 % karena adanya upaya pengendalian konsumsi diperkirakan permintaan domestik dipertahankan mencapai 240 milyar batang. Total produksi dunia pada tahun 2004 sebesar 5,53 triliun batang dengan pertumbuhan 1,4 % pertahun dan prediksi tahun 2010 sebesar 6,35 triliun batang.
Di tingkat domestik produksi rokok mengalami tingkat produksi tertinggi yaitu pada  tahun 2000 sebesar 239,5 milyar batang. Namun dengan adanya kebijakan kenaikan cukai yang tinggi produksi rokok mengalami penurunan hingga hanya mencapai 192,3 milyar batang pada tahun 2003. Dalam tahun 2007 produksi rokok mencapai 231,0 milyar batang dan tahun 2008 dengan mempertimbangkan aspek ekonomi ditargetkan produksi rokok mencapai 240 milyar batang atau meningkat rata-rata  3,2% per tahun dan  tahun 2015 ditargetkan produksi rokok sebesar 260 milyar batang atau meningkat 1,4 % per tahun.
3.4 Konsumsi dan Tarif Cukai Tembakau di Indonesia
            Konsumsi Tembakau di Indonesia sebanyak 57 juta penduduk Indonesia merokok :
·         Persentase penduduk yang merokok pada tahun 2004 adalah 34 persen, angka ini meningkat dari 27 persen pada tahun 1995.
·         63 persen penduduk laki-laki merokok (meningkat dari 53 persen pada tahun 1995); penduduk perempuan yang merokok adalah 4,5 persen.
·         Dari penduduk yang mengkonsumsi tembakau, 97 persen merokok. Mayoritas perokok (88 persen) mengkonsumsi rokok kretek.
·         78 persen perokok mulai merokok sebelum umur 19 tahun. Rata-rata umur mulai merokok pertama kali adalah 17,4 tahun.
·         Lebih dari 97 juta penduduk Indonesia dan 70 persen anak-anak di bawah umur 15 tahun adalah perokok pasif yang terus menerus terpapar asap rokok.
·         Persentase tarif cukai terhadap HJE yang ditetapkan pemerintah adalah 31 persen, sedangkan tarif maksimum yang diperbolehkan undang-undang adalah 57 persen.
·         Rata-rata tarif cukai tembakau di Indonesia sebesar 37 persen dari harga yang dibayar konsumen. Persentase ini jauh dibawah pagu internasional (global benchmark) sebesar 70 persen dari harga jual.
Tembakau adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal PT. Natural Nusantara berusaha membantu meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek K-3 ).
Syarat pertumbuhan:
Tanaman tembakau, curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase, ketinggian antara 200-3.000 m dpl.
Pembibitan :
ü  Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam
ü  Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput
ü  Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada polybag
ü  Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur dan 60 cm sisi Barat
ü  Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam lalu dikeringanginkan
ü  Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan
ü  Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis
ü  Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari
ü  Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai

Pengolahan Media Tanam :
ü  Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan + 1 minggu
ü  Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan arah membujur antara timur dan barat
ü  Lakukan pengapuran jika tanah masam
ü  Siram SUPERNASA dengan dosis : 10 - 15 botol/ha
ü  Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram.Alternatif ke dua : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan. Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet dicampur pupuk kandang matang 25-50 kg secara merata ke bedengan.
      Pembuatan Lubang Tanam :
Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat, sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50 cm yang penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud. Jenis tembakau rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan penanamannya dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan jarak antar gulud 90 cm atau 120 x 50 cm.
      Cara Penanaman :
Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit sedalam leher akar
Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.
      Penyulaman :
Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
      Penyiangan :
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu sekali.
Pemupukan :
Dosis tergantung jenis tanah dan varietas
.

Waktu Pemupukan

Dosis Pupuk Makro (kg/ha)

Urea/ZA

SP - 36

KCl

Saat Tanam

-

300

-

Umur 7 HST

300

-

150

Umur 28 HST

300

-

150

TOTAL

600

300

300
Ket : HST = hari setelah tanam
Penyemprotan POC NASA dosis 4-5 tutup / tangki atau lebih bagus POC NASA (3-4 tutup) dicampur HORMONIK (1-2 tutup) per tangki setiap 1- 2 minggu sekali.
Pengairan Dan Penyiraman :

Pengairan diberikan 7 HST = 1-2 lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4 lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4 lt/tanaman. Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman setiap 3 hari. Pada umur 65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat kering.




Pemangkasan :

Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali
Pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah bunga.

Pengendalian Hama Dan Penyakit
:
Hama
:
a. Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot Natural VITURA

b. Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot PESTONA.

c. Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot PESTONA.

d. Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA

e. Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR.

f. Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).

Penyakit
:
a. Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian :
 cabut tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan Natural   GLIO.

b. Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar, semprotkan Natural GLIO.

c. Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian:
 Desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.

d. Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: Dengan cara mencabut dan membakar tanaman yang terserang.

e. Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.

f. Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar.
 Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki
.

Panen Dan Pasca Penen :

Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan.Untuk golongan tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat masak/hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan. Sedangkan untuk golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat masak/masak sekali, apabila pasar menginginkan krosok yang halus maka pemetikan dilakukan tepat masak. Sedangkan bila menginginkan krosok yang kasar pemetikan diperpanjang 5-10 hari dari tingkat kemasakan tepat masak. Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas. Waktu yang baik untuk pemetikan adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah. Pemetikan dapat dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun satu kali petik antara 2-4 helai tiap tanaman. Untuk setiap tanaman dapat dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali. Sortir daun berdasarkan kualitas warna daun yaitu:

 a) Trash (apkiran): warna daun hitam
 b)  Slick (licin/mulus): warna daun kuning muda
 c) Less slick (kurang liciin): warna daun kuning (seperti warna buah jeruk    lemon)
 d) More grany side ( sedikit kasar ) : warna daun antara kuning-oranye.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembuatan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
            Nicotiana Tabacum atau sering disebut Tembakau merupakan bahan dasar dalam pembuatan rokok. Namun lebih dari itu tembakau bisa dijadikan sebagai bahan dasar lain, misalnya Hasilkan Protein Anti Kanker, Melepaskan Gigitan lintah, Obat Diabetes & Antibodi, anti radang, obat AIDS dan masih banyak bahan yang lain dari pemanfaatan tembakau. Jika tembakau dapat dirawat dengan baik maka dapat menghasilkan tembakau dengan kualitas yang baik
Kandungan nikotin yang ada dalam tembakau merupakan golongan alkaloid yang terdapat dalam famili Solanaceae. Kadar nikotin berkisar antara 0,6 – 3,0% dari berat kering tembakau, dimana proses biosintesisnya terjadi di akar dan terakumulasi pada daun tembakau. Nikotin terjadi dari biosintesis unsur N pada akar dan terakumulasi pada daun. Nikotin yang berfungsi sebagai bahan kimia antiherbivora dan adanya kandungan neurotoxin yang sangat sensitif bagi serangga menyebabkan nikotin dapat digunakan sebagai pestisida.
4.2 Saran
            Makalah ini dibuat untuk memberikan penjelasan tentang pemanfaatan tembakau secara maksimal. Sehingga dari informasi tersebut dapat dikatakan tembakau merupakan produk pertanian yang potensial. Selain digunakan sebagai bahan pembuatan rokok, masyarakat dapat memanfaatkan tembakau untuk pestisida nabati. Dari pembuatan makalah ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tembakau secara maksimal karena selain manfaatnya yang sangat besar tembakau mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.


No comments:

Post a Comment